featured Slider

Minggu, 01 Mei 2016

Tahu, Keseleo, Bakso

30 april 2016

Sabtu pagi gue siap-siap ke Foto copian depan SMA, demi bertemu abang-abang foto copian yang lagi main ZyngaPoker. Bukan deengg.. ke foto copian buat ngeprint surat. Surat-surat yang berisik! Soalnya kalo belum selesai digugup-gugupin, di sms-in, ditelfonin. Madeih

“Zar, kamu dimana?”
“Ini siapa?”
“Bokir”, FYI: Bokir adalah panggilan hina yang ditujukan pada seseorang bernama Rizky Satria. Merupakan singkatan dari bokong kentir, akrab disapa mulai dari zaman SD ingusan. Dan banyak  orang yang lebih mengenal nama Bokir dan nggak tau nama aslinya.
“udah berangkat Zar?”
“belum Kir, kamu dah di Sekolah apa?”
“belum sii, mau nyari tanda tangan pas istirahat 1”, perkiraan gue istirahat pertama itu jam tengah sepuluhan dan sekarang masih jam delapan. Masih sante lah
“aku baru mau mandi”, Baru Mau Mandi. BARU MAU. BA RU MA U
“jangan lupa ya Zar,penting hari ini harus selese”
“iya nanti jam 10 aku berangkat”
“oke nggak papa. Bawa surat yang buat UKM tadi ada yang salah tanda tangannya. Jangan lupa ya Zar”
“iya Aku Paham”, gue dalem ati Ini anak kelewat perhatian apa gimana? Surat udah selese tinggal print.

DI SEKOLAH
Sampe sekolah, seperti biasa gue langsung Lobby Ruang BK di lantai 2. Karena katanya ada rapat jadinya agak dilama-lamain naik tangganya. Males, Paling yang berangkat Cuma sedikit. Dan tebakan gue benar, yang baru berangkat Cuma berapa orang doang dari total seharusnya 46 orang. Bebeh banget kan?

Agenda rapat kumpul-kumpul hari ini itu mbahas konsumsi. Terdapat 3 dus sample roti yang bisa kita icip-icip sebagai tester. Ada bolu coklat, bolu pandan, bolu zebra, roti isi coklat, pisang coklat, dan ayam. Lumayan lahh,gratis.

Setelah itu kumpul per divisi, ada divisi acara membahas tentang konsep acara, divisi Uno mbahas tentang kartu Uno, dan divisi PES16 membahas tentang siapa bertanding dengan siapa. Itulah gunanya kumpul-kumpul. Bermain dan bercanda bersama.

Laper, lagi mau niat makan ke kantin, eh malah ujan deres banget. Cuaca di luar dan di perut sangat tidak mendukung. Dan ternyata nggak Cuma gue yang kelaperan, Ade juga laper.
“Laper”
“iya De, aku juga”
“makan yuh?”, Ade ngajakin gue makan tanpa melihat cuaca sepertinya.
“makan dimana? Ujan deres bet. Mau ujan-ujanan?? Delevery bisa nggak ya?”
“ujan-ujan siapa yang mau nganterin?”                  
“ya siapa tahu ada yang mau nganterin sampe lantai dua”

MAGIC! Selang tak lama obrolan kami, datanglah Bagas. Selda pun langsung menyapanya.
“Bagas, kamu katanya mau bawa makanan?”, kata Selda

Mendengar kata-kata makanan, aku langsung bereteriak “Kamu kesini bawa makanan?”
Semua orang yang ada disitu langsung pada ngomong, “Kamu bawa makanan apa?” “makanan apa?” “ya ampun Bagas repot-repot banget, bawain makanan ujan-ujan”

Doa orang yang kelaparan akhirnya terkabul. Bagas ngeluarin se dus tahu bulat yang mlenet di dalem tas. Dan langsung diserbu sampe Bagas nggak kebagian.
“Habis nggak?”, Bagas bertanya.
“Yang bawa malah nggak kebagian”, Ade menjawab.
“Ini ni yang makan paling banyak”, Fira menunjuk Azmi, Azmi cengengesan.
“enggak, mbokan tahunya kurang”, kata Bagas.
“kurang Gas, kurang nasi”, gue ngomong nggak tau malu, udah dikasih tahu minta tambah nasi. Bangsat gue.

Walaupun udah makan tahu bulat 2 biji, tapi masih laper bet. Pas terang, Ade langsung ngajakin makan di Ayam Grepe. Kita ngajakin makan yang lain tapi pada nggak mau. Cuma gue, Ade dan Fira aja yang berangkat.

Hal drama pun terjadi. Lagi jalan turun tangga, pas di anak tangga terakhir, Fira keseleo dan jatuh dalam posisi duduk manis. Kita bertiga langsung teriak “aaaa..”. Pesuruh yang lagi ngepel lantai bilang “masih licin” setelah Fira keseleo.
“Kamu nggak papa?”, Ade bertanya.
“Sakit nggak?”, gue tanya.
“Sakit, aduuh”, Fira menjawab
“Masih bisa jalan nggak?”
“Masih kok, masih”, Fira menjawab lagi

Kita bertiga gandengan tangan, Fira yang di tengah jalan pelan-pelan biar nggak kepleset lagi.
“Ati-ati Fir jalannya, sakit banget nggak?”, gue bertanya.
“Aku udah kesleo baru ngomong Zar. Sakit, untung nggak sampe bunyi deklek gitu”, Fira menjawab pertanyaan gue.

“Bakso aja yuh, grepe kejauhan”, gue bertanya.
Pada mau kan? Ujan-ujan kayanya enak”, Ade menjawab.
Kita bertiga mbakso di depan Alfamart. Gue pilih bakso daging, Fira sama Ade pilih bakso urat. Di warung bakso gue cari-cari Ketupat mana yah?Abis apa yah?.
Di warung bakso mereka ngobrolin tentang PTN-PTN, try out, dkk. Gue mah diem aja, menikmati antara aku dan baksoku. Selesai makan Ade mbayar, kira-kira gue abis Rp12.500, seporsi bakso Rp10.000, teh anget Rp2.500. Bakso di Purbalingga Murah bukan? Kenyang!
“De, aku mbayar ke kamu berapa?”
“udah nggak usah”
“beneran aku ditraktir?”
“iya”
“makasih yaa”, uh uh bahagia sekali


KESIMPULAN: TERIMA KASIH ATAS BAKSO, TAHU BULAT DAN ROTI NYAA. GWS YA

3 komentar:

monggo,ngapunten..